banner 345x1150
banner 345x1150

Di Hadapan KADIN, Anwar Hafid Buka Semua Pintu Investasi untuk Sulteng

Istimewa
banner 728x90
SPACE IKLAN

Jakarta, SultengDaily.com — Pagi itu, Jumat 13 Juni 2025, suasana Hotel Aryaduta Jakarta tampak berbeda. Di tengah suasana formal sarapan bisnis para pengurus pusat KADIN, satu sosok gubernur dari kawasan timur Indonesia berdiri di depan podium. Dengan suara tegas namun bersahaja, Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, M.Si, memaparkan prospek besar daerahnya: dari sektor tambang yang sudah matang hingga peternakan dan pendidikan yang kini dibuka selebar-lebarnya bagi investasi.

“Kalau perlu, izin itu kami antarkan langsung ke rumah investornya,” ujar Hafid yang disambut tawa dan tepuk tangan ringan dari audiens. “Kami siap membereskan persoalan birokrasi yang berbelit-belit. Investasi harus disambut dengan layanan yang cepat, mudah, dan pasti,” tegasnya lagi dalam Breakfast Dialogue bersama KADIN Pusat—sebuah forum ekonomi strategis yang turut difasilitasi oleh Wakil Ketua Umum KADIN, James Riady, dan dihadiri sejumlah tokoh pengusaha nasional.

Kehadiran langsung Gubernur Hafid sebagai satu-satunya kepala daerah yang memenuhi undangan KADIN pagi itu bukan sekadar seremonial. Ia datang dengan data kuat dan komitmen langsung. Realisasi investasi Sulteng tahun 2024 mencapai Rp139,88 triliun, dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 9,08 persen, menempatkan provinsi ini di jajaran tiga besar nasional. Target investasi tahun 2025 bahkan dinaikkan menjadi Rp162,57 triliun, sebuah angka ambisius yang diklaim bukan utopia—melainkan kelanjutan dari tren nyata.

“Bukan hanya tambang. Kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk sektor pangan, pertanian, kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pertambakan. Bahkan benur, cold storage, dan peternakan nasional,” papar Hafid, yang juga menyebut perlunya sistem digital aman untuk menghindari pemalsuan izin dan mencegah pungutan liar. “Sistem online di Turki bisa izin dalam hitungan jam. Kita juga bisa, asalkan ada kemauan dan sinergi lintas daerah,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Penanaman Modal dan PTSP yang berlangsung beberapa hari sebelumnya.

Komitmen tersebut tak sekadar retorika. Dalam forum yang sama, James Riady menyatakan minatnya membangun 1.000 rumah murah di Morowali, dengan satu syarat: masalah perizinan dan konflik lahan harus beres. “Kami lihat potensi luar biasa di Sulteng, tapi semua bergantung pada kejelasan regulasi dan kecepatan pelayanan,” ujarnya kepada media usai dialog.

Menanggapi hal itu, Hafid menyatakan siap memimpin langsung penyelesaian hambatan struktural. “Kunci utamanya adalah kepercayaan dan rasa aman. Koordinasi antar-pemerintah tidak boleh terhalang oleh ego sektoral atau beda kewenangan. Kita harus satu langkah demi pembangunan,” katanya.

Pemerintah provinsi juga merencanakan sistem aplikasi digital perizinan berbasis keamanan tinggi untuk mencegah penyalahgunaan dokumen. “Apapun sekarang bisa dipalsukan. Maka sistem kita harus cerdas dan transparan,” imbuh Hafid. Dia juga menekankan bahwa investasi tak hanya berasal dari asing, tapi juga dari warga lokal yang kini punya jaringan dan kapasitas besar untuk terlibat.

Dukungan publik terhadap langkah Hafid tak lepas dari sorotan media.  liputan seragam menyoroti gaya komunikatif Hafid dan keberanian menjanjikan karpet merah bagi investor. Komitmen ini turut diperkuat dengan langkah tegas di daerah, seperti pencabutan izin dua tambang di Kinovaro yang dianggap tidak memenuhi kaidah operasional.

“Ini bukan soal siapa yang besar. Tapi siapa yang benar, siapa yang taat aturan, dan siapa yang ikut membangun daerah dengan cara yang benar,” ucap Hafid dalam sebuah wawancara di Palu usai menerima audiensi investor baru dari sektor makanan dan minuman.

Kini semua mata tertuju pada implementasi. Apakah janji izin kilat dan digitalisasi perizinan benar-benar akan hadir? Apakah konflik lahan dan ego sektoral di kabupaten bisa diurai oleh koordinasi lintas batas?

Namun satu hal pasti—Sulawesi Tengah telah tampil beda. Ia tidak lagi sekadar tambang dan logam. Ia kini menata panggungnya untuk peternakan, pangan nasional, dan rumah rakyat. Dan di baliknya, ada seorang gubernur yang berani menyodorkan kunci pintu—dan bersedia mengantarkan sendiri kuncinya.

(Sumber: KailiPost, Antara News, PR Sulteng, SararaMedia, Butol Post, RRI, Deadlinews, Pemprov Sulteng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *