banner 345x1150
banner 345x1150

Usul Perombakan Struktur PSI Sulteng Dinilai “Tak Menghargai Pengurus Lama”

Foto : Yohanis Kurniawandy. Kader dan Pendiri PSI Sulawesi Tengah.
banner 728x90
SPACE IKLAN

Palu, Senin, 19 Mei 2025 – SultengDaily.Com

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulawesi Tengah kembali menjadi sorotan setelah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) mengusulkan perombakan besar-besaran di tingkat wilayah, kabupaten, dan kota. Pergantian itu tertuju pada sejumlah nama yang selama ini dianggap berjasa membesarkan partai.

Pada akhir April lalu, Agus Lamakarate resmi menjabat Pelaksana Tugas Ketua DPW PSI Sulteng. Sejumlah kader baru pun “hijrah” masuk ke tubuh partai yang digawangi putra presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, ini. Namun belakangan, DPW mengajukan nama-nama pengganti untuk pimpinan di beberapa DPD kabupaten/kota.

  • DPD Toli-Toli: Posisi Ketua, sebelumnya diduduki Bro Jerry Umbas, diusulkan digantikan Gunardi Aluy Kama.

  • DPD Kota Palu: Sis Elisah Betty Tambunan digantikan Lewy Alik—meski hingga Senin pagi belum ada keputusan definitif dari DPP.

Ketua DPD PSI Kota Palu, Elisah Tambunan, membenarkan kabar perombakan tersebut.

“Benar, semua sudah dirombak,” ujar Elisah melalui pesan WhatsApp, “Info yang saya dapatkan juga belum definitif, masih sebatas usulan ke DPP.”

Salah satu pendiri PSI Sulteng, Yohanis Kurniawandy, turut menanggapi wacana ini dengan nada keheranan.

“Saya kaget tiba-tiba ada perombakan struktur yang dilakukan oleh orang-orang yang dulu teriak lawan oligarki,” tuturnya.

Yohanis menilai langkah DPW jauh menyimpang dari semangat awal PSI:

“Slogan ‘Partai baru dengan cara berpolitik baru’ yang mengedepankan meritokrasi kini hanya jadi tulisan kosong. AD/ART partai seolah lupa, semua berubah suka-suka Ketua Umum—ganti warna, ganti logo, tanpa prosedur yang benar.”

Menurut Yohanis, indikasi “grand design” ini bermuara pada upaya mengakomodasi kepentingan kelompok tertentu menjelang kongres partai.

“PSI perorangan bukan lagi soal satu anggota satu suara, melainkan dikendalikan oleh satu orang atau sekelompok orang,” katanya.

Di sisi lain, Yohanis pun mempertanyakan status kader baru yang diisukan masuk pengurus:

“Lucunya, nama-nama itu belum ada yang menyatakan mundur dari partai lama—belum jelas apakah mereka sudah pegang KTA PSI atau belum.”

Meskipun hingga kini Yohanis belum keluar sebagai kader aktif—“secara administrasi saya masih terdaftar, tapi sudah malas,” ujarnya—perannya bersama Elisah Tambunan tak bisa dipandang sebelah mata. Dua figur ini menjadi tulang punggung keberhasilan PSI meraih dua kursi DPRD kala Pemilu 2024: masing-masing satu kursi di Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kota Palu.

Dengan dinamika internal yang kian memanas, DPP PSI pusat dituntut segera mengambil keputusan tegas. Apakah mereka mempertahankan wacana perombakan total demi “penyegaran”—atau justru menegakkan mekanisme AD/ART sebagaimana dibangun para pendiri? Waktu akan menjawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *